blog ini di khususkan buat penambahan cakrawala berfikir kita tentang IPTEK. dan benar milik hendri. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tasawuf Klasik dan Tasawuf Modern

Ada berbagai pengertian mengenai tasawuf diantaranya yaitu:
A. Secara Etimologi (Bahasa)
1). Berasal dari kata Ahl Al-Shuffah
Yaitu sebutan bagi orang – orang yang pda zaman Rasulullah SAW. hidup di sebuah gubuk yang dibangun oleh Rasulullah SAW. di sekitar
Masjid Madinah, mereka ikut nabi saat hijrah dari Mekah ke Madinah. Karena hijrah dengan meninggalkan harta benda mereka, mereka hidup
miskin dan papa, pada akhirnya mereka bertawakal (berserah diri) dan mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Mereka tinggal di sekitar masjid nabi dan tidur diatas bangku yang terbuat dari batu dan pelana yang disebut suffah sebagai bantalnya.
Kata sofa dalam bahasa Eropa berasal dari kata suffah.
Mereka Ahl Al-Suffah berhati dan berakhlak mulia walaupun miskin, itu merupakan sebagian dari sifat – sifat sifat kaum sufi.
2). Berasal dari kata Shafa’ (suci bersih)
Yaitu sekelompok orang yang menyucikan hati dan jiwanya karena Allah. Sufi berarti orang – orang yang hati dan jiwanya suci bersih
dan disinari cahaya hikmah, tauhid, dan kesatuan dengan Allah SWT.
3). Berasal dari kata shuf (pakaian dari bulu domba atau wol)
Mereka di sebut sufi karena memakai kain yang terbuat dari bulu domba. Pakaian yang terbuat dari bulu domba menjadi pakaian khas kaum
sufi, bulu domba atau wol saat itu bukanlah wol lembut seperti sekarang melainkan wol yang sangat kasar, itulah lambang dari kesederhanaan
pada saat itu. Berbeda dengan orang kaya saat itu yang memakai kain sutra. Mereka hidup sederhana dan miskin tetapi berhati mulia, saat awal
suluk (perjalanan menuju Allah dalam agama), mereka hidup sangat wara’ (menjaga diri dari berbuat dosa dan maksiat).
4). Berasal dari wazan “tafa”ala” dalam ilmu tashrif bahasa arab yaitu “tafa”ala – yatafa”alu – tafa”ulan”, kata tasawuf berarti berasal dari
mauzun “tashawwafa – yatashawwafu – tashawwufan”.

Menurut pengertian bahasa arab:
Tasawuf merupakan singkatan dari huruf ta` (taubah), shad (shafa`), wawu (wilayah), fa` (fana`) yang nantinya akan dibahas pada babnya masing – masing.

B. Secara Teminologi
1). Menurut Al – Juroiri berpendapat tentang tasawuf:
“Memasuki kedalam akhlak yang bersifat sunni dan keluar dari akhlak (Budi Pekerti) yang rendah.”
2). Menurut Al – Junaidi
“Tasawuf membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita,
memadamkan sifat – sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekatti sifat – sifat kerohanian, dan
bergantung pada ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada umat manusia, memegang janji dengan Allah
dalam hal hakikat dan mengikuti contoh rasulullah dalam hal syariat.

Tokoh-tokoh Ilmu Tasawuf :
Contohnya, diantaranya adalah :
1. Ibn Athaillah as Sakandary
2. Al Muhasibi
3. Syeikh Abdul Qadir Al Jilani
4. Al Hallaj
1. Ibn Athaillah as Sakandary
Nama lengkapnya Ahmad ibn Muhammad Ibn Athaillah as Sakandary (w. 1350M), dikenal seorang Sufi sekaligus muhadits yang menjadi faqih dalam madzhab Maliki serta tokoh ketiga dalam tarikat al Syadzili. Penguasaannya akan hadits dan fiqih membuat ajaran-ajaran tasawufnya memiliki landasan nas dan akar syariat yang kuat. Karya-karyanya amat menyentuh dan diminati semua kalangan, diantaranya Al Hikam, kitab ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan murid-murid tasawuf. Kitab lainnya, Miftah Falah Wa Wishbah Al Arwah (Kunci Kemenangan dan Cahaya Spiritual), isinya mengenai dzikir, Kitab al Tanwir Fi Ishqat al Tadhbir (Cahaya Pencerahan dan Petunjuk Diri Sendiri), yang disebut terakhir berisi tentang metode madzhab Syadzili dalam menerapkan nilai Sufi, dan ada lagi kitab tentang guru-guru pertama tarekat Syadziliyah - Kitab Lathaif Fi Manaqib Abil Abbas al Mursi wa Syaikhibi Abil Hasan.



2. Al Muhasibi
Nama lengkapnya Abu Abdullah Haris Ibn Asad (w. 857). Lahir di Basrah. Nama "Al Muhasibi" mengandung pengertian "Orang yang telah menuangkan karya mengenai kesadarannya". Pada mulanya ia tokoh muktazilah dan membela ajaran rasionalisme muktazilah. Namun belakangan dia meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme dimana dia memadukan antara filsafat dan teologi. Sebagai guru Al Junaed, Al Muhasibi adalah tokoh intelektual yang merupakan moyang dari Al Syadzili. Al Muhasibi menulis sebuah karya "Ri'ayah Li Huquq Allah", sebuah karya mengenai praktek kehidupan spiritual.



3. Abdul Qadir Al Jilani
Abdul Qadir Al Jilani (1077-1166) adalah seorang Sufi yang sangat tekenal dalam agama Islam. Ia adalah pendiri tharikat Qadiriyyah, lahir di Desa Jilan, Persia, tetapi meninggal di Baghdad Irak.



Abdul Qadir mulai menggunakan dakwah Islam setelah berusia 50 tahun. Dia mendirikan sebuah tharikat dengan namanya sendiri. Syeikh Abdul Qadir disebut-sebut sebagai Quthb (poros spiritual) pada zamannya, dan bahkan disebut sebagai Ghauts Al Azham (pemberi pertolongan terbesar), sebutan tersebut tidak bisa diragukan karena janjinya untuk memperkenalkan prinsip-prinsip spiritual yang penuh kegaiban. Buku karangannya yang paling populer adalah Futuh Al Ghayb (menyingkap kegaiban).



Melalui Abdul Qadir tumbuh gerakan sufi melalui bimbingan guru tharikat (mursyid). Jadi Qadiriyah adalah tharikat yang paling pertama berdiri.



4. Al Hallaj
Nama lengkapnya Husayn Ibn Mansyur Al Hallaj (857-932), seorang Sufi Persia dilahirkan di Thus yang dituduh Musyrik oleh khalifah dan oleh para pakar Abbasiyah di Baghdad oleh karenanya dia dihukum mati.



Al Hallaj pertama kali menjadi murid Tharikat Syeikh Sahl di Al Tutsari, kemudian berganti guru pada Syeikh Al Makki, kemudian mencoba bergabung menjadi murid Al Junaed Al Baghdadi, tetapi ditolak.



Al Hallaj terkenal karena ucapan ekstasisnya "Ana Al Haqq" artinya Akulah Yang Maha Mutlak, Akulah Yang Maha Nyata,bisa juga berarti "Akulah Tuhan", mengomentari masalah ini Al Junaid menjelaskan "melalui yang Haq engkau terwujud", ungkapan tersebut mengandung makna sebagai penghapusan antara manusia dengan Tuhan. Menurut Junaid " Al Abd yahqa al Abd al Rabb Yahqa al Rabb" artinya pada ujung perjalanan "manusia tetap sebagai manusia dan Tuhan tetap menjadi Tuhan".



Pada jamannya Al Hallaj dianggap musrik, akan tetapi setelah kematiannya justru ada gerakan penghapusan bahkan Al Hallaj disebut sebagai martir atau syahid. Sampai sekarang Al Hallaj tetap menjadi teka-teki atau misteri karena masih pro dan kontra.



Kaum sufi yang merupakan kaum elit dan kaum terdepan. Merupakan rodapenggerak utama islam pada masanya.Sepanjang abad ke-18, ke-19 dan awalabad ke-20, gerakan-gerakan sufi besar di
Afrika
dan Asia sering dihubungkandengan gerakan-gerakan Islam umumnya.Kaum sufi adalah kaum elit masyarakatnya, dan sering memimpin gerakanpembaruan, atau perlawanan terhadap penindasan dan dominasi asing ataukolonial. Maka, misalnya, mereka terlibat jauh dalam gerakan politik sepertikebangkitan di
Maroko dan Aljazair melawan Prancis, dan pembangunankembali masyarakat dan pemerintahan Islam di Libya, yang sebagian besar dilakukan oleh para anggota tarekat Sanusi . Di Nigeria utara, Syekh Utsmandan Fobio (m. 1817), seorang anggota Tarekat Qadiriyah, memimpin jihadmelawan para enguasa Habe yang telah gagal memerintah menurut syariatIslam, yang telah mengadakan embebanan pajak yang dibuat-buat, korupsiumum, penindasan, dari menjatuhkan moralitas Islam ada tingkat rakyatmaupun istana. Lebih jauh ke timur, Syekh Muhammad Ahmad al-Mahdi (m.1885), anggota Tarekat Tsemaniyah, berhasil menentang pemerintahan kolonial Inggris di Sudan. Fenomena merupa terjadi pula di Timur. Misalnya, kaum sufi Naqsabandiyyah dan Syah Waliyullah
menentang kekuasaan kolonial Inggris diIndia.Demikianlah kaum sufi beraksi di banyak negara di masa penjajahan,menentang usaha kolonial untuk menjungkirkan pemerintahan Islam, danberusaha menghidupkan kembali serta mempertahankan Islam yang asli.Mereka sering membentuk atau berada di jantung kelompok-kelompok sosialyang kuat, dan mempunyai banyak pengikut di banyak bagian dunia. Yangmembuat gerakan-gerakan ini tetap berhubungan dan kuat ialah kenyataanbahwa selama abad ke-19 rakyat tidak aktif, dan kendali atas pemilikan tanah,bersama dengan pengaruh tradisi kultural yang telah lama mapan, memainkanperanan penting dalam stabilitas masyarakat. Namun, di abad ke-20 situasi inimulai berubah secara cepat dan radikalPenjajahan Barat atas kebanyakan negeri Muslim hampir sempurna menjelangakhir Perang Dunia Pertama. Setelah itu, kedatangan para penguasa sekuler dan sering "klien", yang ditunjuk atau disetujui oleh Barat, menentukan suasana.Kepentingan serta pengaruh agama dan kaum sufi menjadi nomor dua, karenaerosi yang cepat dalam nilai-nilai dan gaya hidup masa lalu dan tradisional, danmenjadi bertambah sulit dan berbahaya untuk mengikuti jalan Islam yang aslisecara utuh di negeri-negeri Muslim. Berlawanan dengan apa yang terjadi diTimur, banyak organisasi dan masyarakat spiritual muncul di Barat, seringdimulai oleh para pencari pengetahuan Barat.Kenyataan bahwa banyak orang dari masyarakat Barat mengikuti gerakan-gerakan agama semu (
 psendo-religions
), seperti gerakan Bahai dan Subud, maupun berbagai cabang Budhisme, Hinduisme, dan agama-agama baruminor lainnya, atau versi-versi agama lama yang dihidupkan kembali,menunjukkan kehausan dan minat akan pengetahuan spiritual di Barat, dimanaberbagai versi agama Kristen yang lebih berdasarkan pikiran atau emosiketimbang berdasarkan "hati", telah gagal memberikan santapan rohani yangsesungguhnya selama beberapa abad. Lebih berpengaruh dari berbagai gerakanini adalah gerakan kaum Teosofi dan Mason. Menjelang awal abad ke-20 kitadapati perhatian yang amat besar pada spiritualisme di Eropa maupun AmerikaUtara.Karya para orientalis yang berusaha menggali dimensi spiritual agama-agamaTimur --sekalipun dalam kerangka konseptual mereka yang khas, termasukIslam, turut memperbesar minat terhadap spiritualisme dan pencarianpengalaman mistik di Barat, melalui tulisan dan terjemahan mereka atas karya-karya asli tentang tradisi-tradisi, kesenian, kultur, falsafah dan agama-agamaTimur. Tasawuf mulai tiba di Barat bersama dengan gerakan spiritual semu ataugerakan spiritual sesungguhnya.Kedatangan banyak guru India dan ahli kebatinan Budha bertepatan denganlahirnya perhatian terhadap tasawuf. Di pertengahan abad ke-20, cukup banyakmasyarakat dan gerakan sufi muncul di Eropa dan Amerika Utara, sebagiandidirikan oleh orang sufi yang sesungguhnya dan sebagian oleh sufi semu.Dengan berjalannya waktu, lebih banyak informasi tentang tasawuf dan Islamyang lengkap dapat diperoleh di Barat. Krisis minyak di Barat dan ledakanminyak di sejumlah negara Timur Tengah juga membantu meningkatkan kontakdengan
Timur Tengah dan bahasa Arab serta informasi tentang Islam.Kemudian datang Revolusi Islam Iran di tahun 1979 yang menyebabkanbangkitnya perhatian dunia kepada tradisi Islam. Tidaklah lepas dari konteksapabila dikatakan di sini bahwa kediaman Imam Khomeini sebelumnya, dantempat di mana ia menyambut tamu-tamu rakyatnya di utara Teheran, adalahmasjid dan tempat suci sufi. Sebenarnya Imam Khomeini berkonsentrasi padailmu tasawuf dan ' irfaan (gnosil ), pada tahun-tahun awal di sekolah agama di Qum. dan tulisan-tulisannya yang awal terutama mengenai makna batin dariberjaga malam (qiyamul-lail ), shalat malam dan kebangunan-diri.Perlu diperhatikan bahwa kita jangan merancukan kualitas spiritual dari seorangindividu dengan kejadian lahiriah. Imam 'Ali
, guru semua sufi, hanya mengurusipeperangan selama bertahun-tahun sebagai pemimpin umat Islam. Kejadian-kejadian lahiriah kadang membingungkan penonton dan menyembunyikancahaya orang-orang semacam itu. Tentang keadaan tasawuf di Barat di masalalu yang lebih belakangan ini, kami mengamati dan menyimpulkan bahwabanyak kelompok yang menerima tasawuf untuk mengambil manfaat daribeberapa disiplin, doktrin, praktik atau pengalamannya, telah mulai terpecahbelah. Kelompok-kelompok gerakan zaman baru ini yang mengikuti sejumlah gagasanyang diambil dari tasawuf sedang terpecah-pecah karena jalan hidup merekatidak selaras dengan garis umum Islam yang asli, dan oleh karena itu merekatidak mendapat perlindungan lahiriah yang diperlukan untuk melindungi danmenjamin keselamatan gerakan batinnya. Maka selama beberapa dasawarsaterakhir abad ini, kita lihat bahwa kebanyakan gerakan sufi di Barat telahmenguat karena berpegang pada amal-amal lahiriah Islam, atau melemah danmerosot karena tidak berlaku demikian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

TJ Sagwiangsa mengatakan...

Assalamu 'alaykum wr. wb.

Terima kasih telah berbagi.

Saya sedang membagikan buku tasawuf karya Ahmed Hulusi yang beliau
ungkapkan sebagai pengalaman pribadinya dan didasari dengan kitab-kitab
ulama tasawuf klasik yang diperkuat dengan sains moderen. Jika Anda dan
teman-teman Anda berminat, silakan hubungi saya (SMS saja:0878 24 124 125).

Bukunya:
1. Hakikat Kehidupan; Jalan untuk mengenal diri
2. Yang Maha Melihat
3. Menyingkap Sandi Al-Qur’an: tafsir sufistik.

Ini akan menambah wawasan bagi siapapun yang ingin mengasah pikirnya, memanfaatkan kecerdasan untuk menemukan kebenaran.Sebagian isi buku dapat dilihat di logiskah.blogspot.com atau pandanganhulusi.blogspot.com

Trims n salam
T.J.

Posting Komentar

my lovely